Halaman

Monday, October 15, 2012

King-Father Kamboja Tutup Usia di Tiongkok

Disemayamkan Tiga Bulan

PHNOM PENH - Seluruh rakyat Kamboja berduka cita. Tokoh berpengaruh dalam kehidupan masyarakat di negara itu, mantan Raja Norodom Sihanouk, tutup usia dalam usia 89 tahun di sebuah rumah sakit Beijing, Tiongkok, kemarin (15/10).

Tokoh yang bergelar Preahmâhaviraksat atau king-father (pahlawan penguasa dan ksatria mahaagung) itu meninggal akibat serangan jantung. Kondisi kesehatannya memburuk dalam beberapa tahun terakhir. Sihanouk naik takhta pada 1941 dan memimpin Kamboja ketika merdeka dari Prancis pada 1953.

Rencananya, jenazah Sihanouk akan tiba di Phnom Penh Rabu besok (17/10). Selanjutnya, jenazah tokoh yang turun takhta pada 2004 akan disemayamkan di ibu kota selama tiga bulan sebelum dimakamkan.

Khieu Kanharith, selaku juru bicara (jubir) pemerintah Kamboja, mengungkapkan bahwa masa berkabung nasional akan berlangsung hingga 21 Oktober nanti. ''Pemakaman akan dilaksanakan tiga bulan kemudian,'' jelasnya kemarin. Selama itu, lanjut Kanharith, masyarakat diberi kesempatan untuk memberikan penghormatan terakhir pada sang raja. Dia memerkirakan ratusan ribu orang akan menyemut di jalanan ibu kota untuk menyambut jenazah Sihanouk.

Keputusan untuk memperlihatkan jenazah Sihanouk itu merupakan tradisi yang berlaku di Kamboja. ''Ini sesuai dengan tradisi keluarga kerajaan,'' terang asisten Sihanouk yang juga kerabat istana, Pangeran Sisowath Thomico. Dia menambahkan bahwa prosedur serupa diberlakukan kepada ayah Sihanouk, mendiang Raja Norodom Suramarit, ketika wafat pada 1960.

Sihanouk mewariskan takhta kepada putra sulungnya, Raja Norodom Sihamoni, pada 2004. Kondisi kesehatannya yang terus memburuk membuat Sihanouk tak mampu lagi menjalankan aktivitas sebagai raja. Dia dirawat selama 10 bulan di Beijing sebelum dinyatakan meninggal kemarin pagi.

''Wafatnya beliau merupakan kehilangan yang besar bagi seluruh rakyat Kamboja,'' terang Sisowath Thomico. ''Raja Sihanouk bukan hanya milik keluarga, tetapi juga Kamboja dan sejarah,'' tambahnya. (AFP/BBC/cak/dwi)

Sumber: Jawa Pos

No comments:

Post a Comment