Halaman

Monday, October 15, 2012

Wabah Meningitis di AS Meluas, CDC Cemas

WASHINGTON - Penyebaran wabah meningitis alias radang selaput otak di Amerika Serikat (AS) belum reda. Minggu (14/10) waktu setempat atau kemarin WIB (15/10), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit AS (CDC) melaporkan bahwa wabah mematikan akibat jamur pada steroid cair itu sudah menginfeksi 205 orang di 14 negara bagian. Sejauh ini, wabah meningitis sudah merenggut 15 jiwa di negeri adidaya tersebut.

''Kasus terbanyak terjadi di Negara Bagian Tennessee. Sebanyak 53 warga di sana terinfeksi dan enam lainnya meninggal,'' ujar CDC dalam keterangan tertulis. Negara Bagian Michigan dan Virginia berada pada posisi terparah kedua dan ketiga, yakni masing-masing 41 dan 34 kasus.

Pesatnya pertambahan jumlah penderita meningitis itu membuat CDC khawatir. Pekan lalu, ketika kali pertama melaporkan ancaman wabah tersebut, lembaga kesehatan federal itu mencatat 64 kasus. Sepekan kemudian, jumlah penderitanya melonjak menjadi lebih dari dua kali lipat. Sabtu lalu (13/10), CDC menyebut bahwa jumlah kasus meningitis di seantero AS telah meningkat menjadi 198.

Menurut CDC, jumlah penderita meningitis masih akan terus bertambah. Sebab, gejala radang selaput otak tersebut biasanya muncul dalam waktu satu hingga empat pekan setelah terjadi infeksi. ''Dalam kondisi tertentu, bahkan gejala meningitis bisa muncul beberapa bulan kemudian setelah infeksi,'' kata salah seorang pakar kesehatan CDC.

Wabah kali ini terpicu injeksi steroid cair produksi New England Compounding Center (NECC). Sejak merebaknya infeksi mematikan itu, perusahaan farmasi yang bermarkas di Kota Framingham, Middlesex County, Negara Bagian Massachusetts, tersebut telah menghentikan produksinya. Tapi, selama periode Mei-September, steroid cair itu sudah disuntikkan pada sedikitnya 14.000 pasien.

Pasien-pasien yang tersebar di 23 negara bagian itu rata-rata menerima injeksi steroid cair pada bagian punggung. Sebab, steroid cair biasanya diberikan pada pasien dengan keluhan nyeri punggung. Sebagian pasien lain menerima suntikan steroid cair pada lengan dan paha mereka.

Saat dokter dan berbagai klinik kesehatan sibuk mendata pasien yang telah menerima suntikan steroid cair, pakar-pakar medis CDC berusaha keras untuk menyetop wabah tersebut. ''Ini infeksi yang sangat tidak biasa,'' aku. John Jernigan, pakar epidemi CDC dan ketua tim investigasi wabah meningitis.

Dia mengatakan bahwa meski meningitis tidak menular, tim medis perlu bekerja cepat untuk menghentikannya. "Kita butuh rekomendasi baru untuk mengobati dan merawat pasien,'' katanya. (AP/AFP/hep/dwi)

Sumber: Jawa Pos

No comments:

Post a Comment