Halaman

Saturday, September 15, 2012

PETANI CHINA MENGAYUH BECAK KE LONDON

Ketika Wali Kota London menerima bendera Olimpiade pada 2008, seorang petani China yang menonton di stadion pada saat itu mengatakan tergerak untuk mengunjungi tuan rumah berikutnya, London.

Chen Guanming (57) bertekad mewujudkan impiannya dengan cara yang terjangkau olehnya, becak. Dua tahun lalu dia memulai perjalanan menuju London.

Dia menempuh jarak sekitar 60.000 kilometer melintasi 16 negara dengan medan sulit, antara lain kawasan dilanda banjir, zona perang dan daerah pegunungan menanjak serta suhu udara di bawah 30 derajat Celcius.

Chen Guanming tiba di London pada 6 Juli. John Beeston dari Norwood Green, London barat, menemukan warga China dari Provinsi Jiangsu tersebut di ujung jalan Lower Regent Street.

Menurut John Beeston, Chen Guanming tampak tersesat. "Semula saya menduga itu adalah becak untuk pariwisata. Kemudian saya melihat lagi dan berpikir 'Tidak, ini berbeda'.

Beeston adalah seorang pialang asuransi dan melakukan perjalanan ke China untuk urusan bisnis. Dia mampu berkomunikasi dengan Chen yang tidak bisa berbahasa Inggris.

"Saya berbicara dengan bahasa Mandarin saya yang terbatas, bertanya kepadanya apakah dia orang China dan dia bersemangat," tutur Beeston.

Berguna?

Beeston kemudian mengajak Chen ke kawasan peChinan di Soho, London. Di sana Chen menuturkan kisahnya yang disambut hangat warga. Sebagian dari mereka menawarkan penginapan kepada Chen.

Chen Guanming mengatakan dia mencukupi keperluan sehari-hari dengan menawarkan jasa pengangkutan barang di sepanjang jalan yang dilewati. Selain itu, dia juga mendapat bantuan dari masyarakat.

Apakah perjalanan tersebut ada gunanya?

"London sangat indah," tutur Chen.

"Orang-orang sangat ramah. Mereka selalu menunjukkan kehangatan kepada saya.

"Ketika saya kembali ke China saya ingin mengatakan kepada rakyat China betapa beradabnya orang Inggris," kata Chen Guanming.

Di antara negara-negara yang dilewati Chen adalah Malaysia, Thailand, Vietnam, Pakistan, Afganistan dan Iran. [Miao Miao / Beijing]

Sumber: http://intltionghoanews.blogspot.com/

No comments:

Post a Comment