Halaman

Monday, October 15, 2012

Dari Festival Fashion Road dalam Rangka HUT Ke-241 Pontianak

Kreasi Tinggi, Banyak Yang Lari dari Tema

Jalan Gajahmada seolah berbunga-bunga Minggu sore (14/10). Ratusan siswa SMA dengan berbagai kreasi pakaian mengitari salah satu jalan utama di Pontianak tersebut. Mereka adalah peserta Festival Fashion Road yang dilaksanakan Pontianak Post (Jawa Pos Group) dan Pemkot Pontianak dalam rangka HUT ke-241 Pontianak.

HENDY ERWINDI, Pontianak

---

SEPULUH perempuan dan sepuluh laki-laki berjalan beriringan di belakang marching band SMA Santo Paulus. Pakaian yang mereka kenakan meriah, kaya warna. Bahannya pun beragam. Ada yang dari kertas, kain, atau plastik. Namun, motifnya sama, bunga.

Tema fashion road yang disandingkan dengan marching band tahun ini memang bunga. Sepuluh pasang peserta fashion road dari SMA Santo Paulus itu akhirnya terpilih sebagai juara. Mereka dianggap memenuhi unsur kreativitas, ekspresi, kerapian, dan tema yang disyaratkan.

"Semua itu kreasi anak-anak. Kami hanya mendukung, tidak mencampuri ide dan kreasi mereka," kata Suprianus, wakil kepala sekolah bidang kesiswaan SMA Santo Paulus.

Dia menjelaskan, selama seminggu 30 siswa SMA Santo Paulus memacu kreativitas untuk menyiapkan busana yang akan mereka tampilkan dalam festival fashion road tersebut. Dalam semingguan itu, setiap pulang sekolah, para siswa langsung ngebut mengerjakan busana yang mereka rancang khusus untuk karnaval tersebut. Tak jarang, mereka lembur hingga malam. "Kadang anak-anak berkutat menggarap busana tersebut sampai pukul 19.00," kata Suprianus.

Festival Marching Band dan Fashion Road itu diikuti 13 SMA. Marching band bikin semarak dan fashion road mengubah Jalan Gajahmada menjadi kaya warna. "Semua bagus. Warga yang menyaksikan pun ramai. Jalan sampai ditutup," kata Uki Tugimin, juri fashion road.

Beragam kreasi ditampilkan peserta fashion road. Ada yang tampil sebagai pepohonan dan yang lain membawa replika tugu khatulistiwa. Namun, ada juga yang lari dari tema. Unsur bunga yang mestinya ditampilkan justru tenggelam gara-gara kelewat banyak kreativitas yang hendak ditonjolkan.

Soal ekspresi, juri menilai hampir semua peserta memahami dengan baik. Mereka dapat berkomunikasi dengan penonton melalui senyuman dan lambaian tangan. "Peserta sudah dapat memisahkan antara fashion show dan karnaval," kata Uki.

Dari segi bahan yang digunakan, beberapa dinilai baik. Kreativitas juga dinilai tinggi. Namun, sebagian peserta dinilai lupa menyajikan ciri khas Pontianak atau Kalbar. "Kalau mau bertahan dengan tema yang telah ditentukan, sebetulnya tidak susah. Ada daun juang yang menjadi simbol etnis Dayak. Ada juga bunga tanjung yang merupakan simbol etnis Melayu. Namun, peserta tidak mengeksplorasinya," tutur Betty, juri lain.

Beberapa sekolah bersaing ketat dalam pengumpulan angka. Namun, ada juga peserta yang tidak mendapatkan nilai karena jumlahnya kurang atau tidak memenuhi syarat minimal yang ditetapkan panitia. "Ada dua sekolah yang peserta fashion road-nya tidak sampai 20 orang," kata Betty. (*)

Sumber: Jawa Pos

No comments:

Post a Comment