SALAH satu fitur ponsel yaitu layanan pesan singkat atau SMS pada awalnya tidak lebih dari sekadar layanan tambahan. Tapi pada kenyataannya kini, SMS sukses sebagai layanan messaging paling populer di dunia. Fasilitas ini selain praktis, juga tarifnya relatif murah dibandingkan dengan tarif berbicara.
Apalagi ponsel pada saat ini sudah bukan merupakan barang mewah lagi, hampir semua orang memilikinya. Hal ini tentunya memberikan pendapatan ekstra bagi operator jaringan yang akan memperoleh bayaran untuk tiap kiriman SMS melalui jaringannya.
Dengan SMS, banyak hal yang bisa kita lakukan, mulai dari sekadar menyampaikan pesan atau berita singkat sampai undangan rapat bahkan ucapan selamat hari raya atau season greeting lainnya.
Bagi sebagian besar orang, SMS sudah menggantikan kartu ucapan. Itulah yang sedang menjadi tren saat ini. Karena hanya dengan biaya sekitar Rp 300 kita sudah bisa menggantikan biaya kartu dan ongkos kirim yang harganya tentu berkali-kali lipat dari biaya SMS. Sekali pencet, dalam beberapa detik sampailah ucapan kita. Secara fundamental, fasilitas ini sudah mengubah cara dunia dalam berkomunikasi.
Dengan kemajuan teknologi, SMS tidak hanya digunakan untuk sekadar berkirim pesan, tapi dapat pula diaplikasikan dalam berbagai bidang. Pada bidang pendidikan, layanan ini dapat digunakan untuk mengetahui nilai ujian yang tentunya sudah disiapkan pada server terlebih dahulu.
Untuk perbankan, nasabah dapat mentransfer sejumlah uang dan mengecek saldo hanya dengan mengirimkan kode khusus dalam pesan singkat. Begitu pula dalam bidang entertainment, SMS digunakan untuk mengumpulkan suara (polling) pemenang sebuah kontes.
Dari SMS itu pulalah muncul bisnis konten. Kita bisa mengunduh (download) nada dering, wallpaper, tapi tentu saja dengan tarif yang lebih tinggi.
Mengapa SMS bisa menjadi begitu populer? Biaya kirim yang sifatnya tetap. Dengan menggunakan SMS, kita sudah tahu berapa uang yang akan kita keluarkan. Lain dengan berbicara, kita belum tahu berapa biaya yang bakal kita keluarkan, semua bergantung pada berapa lama kita bicara.
Hal ini berpengaruh terutama pada pelanggan yang menggunakan kartu GSM pra-bayar yang mempunyai pulsa terbatas.
Privasi
Apabila kita berada pada tempat umum, berbicara menggunakan ponsel dirasakan tidak sopan dan kurang aman. Sebaliknya, berkirim pesan menggunakan SMS adalah lebih sopan dan privasi lebih terjaga dan tidak mengganggu penerima, karena penerima tidak diharuskan membalas saat itu juga. Penerima bisa memutuskan kemudian kapan dan di mana dia akan menjawab pesan tersebut.
Tapi setiap kebaikan ada juga sisi negatifnya. Tidak sedikit orang yang sudah menjadi korban akibat penipuan lewat SMS yang meminta transfer sejumlah uang dengan dalih setelah uang ditansfer hadiah akan dikirim. Hal ini terjadi karena antara pengirim dan penerima tidak terjadi kontak secara langsung sehingga akan lebih sulit untuk melacaknya.
Di Irlandia, lonjakan popularitas SMS dinilai mengancam standar penulisan pada pelajar. Komisi Ujian Nasional Irlandia mencemaskan tingginya frekuensi kesalahan tata bahasa dalam SMS berisiko mengikis kemampuan siswa dalam menggunakan tata bahasa yang baik dan benar pada bahasa tulis.
Akibatnya, para siswa itu cenderung menggunakan kalimat pendek, tata bahasa sederhana, dan kosakata terbatas dalam ujian bahasa tulis. Karena terlalu sering menggunakan SMS, para remaja juga kerap tanpa sadar menggunakan singkatan-singkatan yang umum dipakai dalam SMS ketika berbicara.
Jika dalam berbicara saja para pelajar sudah menggunakan singkatan, mereka dicemaskan akan menggunakan singkatan pula ketika menjawab soal-soal ujian tulis. Sisi negatif lainnya adalah penggunaan SMS yang tidak pada tempatnya. Misalnya, ber-SMS sambil mengemudikan mobil. Jelas ini akan sangat berbahaya.
Bagi pengguna SMS ada sedikit berita menggembirakan mengenai tarif SMS yang semoga dapat tercapai. Masalah tarif SMS lintas operator kini jadi perbincangan hangat di industri telekomunikasi karena Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) sedang menyelidiki adanya dugaan praktik kartel yang dilakukan operator selular dan Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia (ATSI).
Berdasarkan data yang dimilikinya, KPPU menilai tarif yang wajar untuk SMS lintas operator seharusnya hanya sekitar Rp 100 karena besaran tarif produksi yang dikeluarkan operator hanya berkisar Rp 76. Semoga bila tarif murah tercapai kita tetap dapat lebih selektif untuk menggunakannya.
Sumber: http://ikonek.net/2008/01/27/plus-minus-sms/
No comments:
Post a Comment