Sumpah Pemuda, istilah ini terasa begitu resmi. Perhaps kita akan membayangkan 84 tahun yang silam di tanggal 28 Oktober. Para pemuda dari seluruh nusantara Jong Java, Jong Ambon, Jong Celebes, Jong Batak, Jong Sumatrenan Bond dan Jong-jong yang lain berkumpul merumuskan suatu Kongres Pemuda guna menyatukan pemuda bangsa.
"Itu dulu.... lha sekarang?.."
Kita patut bangga di tengah carut-marutnya pemuda yang suka tawuran, dan narkoba. Masih ada semangat pemuda bangsa kita untuk menunjukkan Indonesia di mata dunia.
Seandainya di tahun 1928 sudah ada sosial media. Para pemuda seperti Soegondo, M Yamin, Amir Syarifuddin, termasuk juga WR. Supratman tidak susah mengirim surat atau telegram untuk mengajak Jong Nusantara berkumpul di Jalan Kramat raya 106.
Kamu pemuda khan?
Pemuda sebagai penerus bangsa ini merupakan suatu keniscayaan. Bangsa kita hendaknya memepersiapakan pemuda yang akan memasuki seluruh sistem di negeri ini. Dari bidang pertahanan, ekonomi, teknologi dan sosial.
Dari bidang pertahanan pastinya sudah ada institusi yang menanganinya. Sedangkan di bidang ekonomi, teknologi dan sosial yang menjadi konsen dalam posting ini dalam ranah kepemudaan tentunya telah berkembang pesat di dunia 2.0. Tanpa embel-embel akademi.
Kolaborasi di internet menunjukkan kebangkitan pemuda Indonesia. dari facebook sebagai online daring dalam memeberikan ide, Twitter sebagai media sharing knowledge, serta Blog sebagai media saluran tulisan untuk kemajuan negeri. entah.. apakah ini sebagai trend sementara ataupun terus berlangsung keberadaanya.
Kita ambil contoh dalam ranah bisnis. KDRI (Kementrian Desain Republik indonesia), Gantibaju.com, Think Cook Cook dalah sebagian dari ide pemuda untuk memasukkan budaya Indonesia di media T-shirt. Mereka berani mencoba suatu hal yang baru dengan membuat produk ke-Indonesiaan dan di share ke netizen.
Hasilnya pemuda sekarang lebih getol memakai kaos bergambar garuda, Tokoh Pewayangan, atau selintingan-selintingan ala Indonesia. Satu langkah yang positif untuk mengenalkan budaya.
Dalam ranah teknologi kita sebut saja Andrew Darwis, Pengusaha Muda Pendiri Kaskus. Ia lahir pada 20 Juli 1979. Kecemerlangannya dalam mengaktualisasikan gairah mudanya membawanya mendirikan komunitas online bernama “Kaskus”.
Dengan member lebih dari 30 juta, sangat mudah untuk membawa para member untuk mencintai Indonesia lewat thread yang ke-Indonesiaan ataupun KopDar dengan berbagi komunitas. Akhirnya apa yang diperoleh dari KasKus?. Ya..itu rasa persaudaraan dan sillaturrohim yang erat di setiap member. Bukankah ini cita-cita Indonesia untuk mengangkat pemuda untuk berserikat dan berkumpul.
Hemm...memang sangat luar biasa pergerakan pemuda di zaman sekarang.
Di bidang sosial juga terjadi pemunculan organisasi nirlaba sebutlah Akademi Berbagi. Lewat pembelajaran yang diberikan oleh para pakar ini, dimaksudkan terjadinya sinergi sharing ilmu. Mengingat ilmu-ilmu yang kita dapat tidak hanya dari perkuliahan saja.
Kekuatan sharing oleh AkBer ini bisa diduplikasikan di berbagai daerah. Tidak ada satupun yang dibayar, semua orang sukarela mengajar di AkBer karena memang menjadi kebutuhan.
Setiap pemuda punya mimpi, tetapi apakah setiap mimpi bisa diwujudkan?...
Belajar adalah suatu jalan untuk mewujudkanya. Sebagai Pemuda yang kini bebas berkumpul, membentuk suatu komunitas, harusnya lebih mudah juga menjadikan Indonesia "JUARA" di mata dunia.
Sumpah Pemuda semoga tak ayal menjadi sumpah belaka. semog amenjadi benar-benar sumpah pemersatu bangsa. Sehingga perjuangan Jong Nusantara dulu bisa diteruskan dan akhirnya dirasakan hasilnya untuk Indonesia.
Semangat Pemuda Indonesia!!!
Sumber: http://www.whizisme.com/2012/10/sumpah-pemuda-digital.html
No comments:
Post a Comment