Bacaan hari ini : Ester 2 : 15-18
Maka Ester dikasihi oleh baginda lebih dari pada semua perempuan lain, dan ia beroleh sayang dan kasih baginda lebih dari pada semua anak dara lain, sehingga baginda mengenakan mahkota kerajaan ke atas kepalanya dan mengangkat dia menjadi ratu ganti Wasti.(Ester 2:17)
Jika semua wanita cantik bertemu, maka kecantikan bukan lagi menjadi ukuran. Tidak heran jika Beauty, Brain and Behaviour diformulasikan untuk mengangkat “derajat”/nilai pemilihan Putri Kecantikan. Namun itu belum cukup sebab ada kepentingan lebih tinggi dan mulia nilainya. Itulah gambaran seleksi permaisuri Ahasyweros. Dalam Kitab Ester ada banyak keunikan dimana nilai-nilai Rohani sedikit tersamar karena ditulis saat pembuangan di Babel.
Ester, sejak awal kepribadiannya mempesona, tetapi bukan karena kecantikannya (2:9 “yatab”).Dari pesona yang sama-samar ini Alkitab memperjelaskan sedikit demi sedikit. Setelah melewati masa perawatan wanita selama 12 bulan, para gadis diseleksi oleh raja sebagai calon ratu. Setiap gadis sebelum memasuki seleksi final boleh meminta apapun ketika dibawa menuju balai perempuan. Tentunya tidak salah jika para calon menggunakan fasilitas ini. Namun Ester tidak bersikap “matre” melainkan tetap dalam kesahajaannya, dan tidak meminta apapun (2:15). Kepribadiannya makin bersinar. Dan dengan inilah Raja berkenan dan memilihnya.
Selanjutnya dalam masa krisis menjelang genocide Yahudi oleh Haman (keturunan Amalek, musuh bebuyutan Israel), Ester memobilisasi doa puasa bagi umat Yahudi tiga hari tanpa makan minum (popular dengan “puasa Ester”) sampai dia diterima Raja. Disinilah pesona Ester yang sesungguhnya, kehidupan rohaninya kokoh dengan iman berani mempertaruhkan nyawa. Melengkapi datanya, Alkitab menulis dengan cermat bagaimana hikmat Ester saat mengadukan Haman pada raja sehingga umat Yahudi selamat dari pembasmian. Peran Mordekhai sebagai ayah dan mentor rohani juga dijelaskan untuk melengkapi perspektif pertumbuhan pribadinya. Mari kita belajar membangun kualitas hidup, meneladani Ester sehingga kita dilayakkan Tuhan untuk turut serta dalam pekerjaanNya yang besar.
Motivasi: Tidak ada kata terlambat untuk membangun diri di dalam Tuhan.
Jika semua wanita cantik bertemu, maka kecantikan bukan lagi menjadi ukuran. Tidak heran jika Beauty, Brain and Behaviour diformulasikan untuk mengangkat “derajat”/nilai pemilihan Putri Kecantikan. Namun itu belum cukup sebab ada kepentingan lebih tinggi dan mulia nilainya. Itulah gambaran seleksi permaisuri Ahasyweros. Dalam Kitab Ester ada banyak keunikan dimana nilai-nilai Rohani sedikit tersamar karena ditulis saat pembuangan di Babel.
Ester, sejak awal kepribadiannya mempesona, tetapi bukan karena kecantikannya (2:9 “yatab”).Dari pesona yang sama-samar ini Alkitab memperjelaskan sedikit demi sedikit. Setelah melewati masa perawatan wanita selama 12 bulan, para gadis diseleksi oleh raja sebagai calon ratu. Setiap gadis sebelum memasuki seleksi final boleh meminta apapun ketika dibawa menuju balai perempuan. Tentunya tidak salah jika para calon menggunakan fasilitas ini. Namun Ester tidak bersikap “matre” melainkan tetap dalam kesahajaannya, dan tidak meminta apapun (2:15). Kepribadiannya makin bersinar. Dan dengan inilah Raja berkenan dan memilihnya.
Selanjutnya dalam masa krisis menjelang genocide Yahudi oleh Haman (keturunan Amalek, musuh bebuyutan Israel), Ester memobilisasi doa puasa bagi umat Yahudi tiga hari tanpa makan minum (popular dengan “puasa Ester”) sampai dia diterima Raja. Disinilah pesona Ester yang sesungguhnya, kehidupan rohaninya kokoh dengan iman berani mempertaruhkan nyawa. Melengkapi datanya, Alkitab menulis dengan cermat bagaimana hikmat Ester saat mengadukan Haman pada raja sehingga umat Yahudi selamat dari pembasmian. Peran Mordekhai sebagai ayah dan mentor rohani juga dijelaskan untuk melengkapi perspektif pertumbuhan pribadinya. Mari kita belajar membangun kualitas hidup, meneladani Ester sehingga kita dilayakkan Tuhan untuk turut serta dalam pekerjaanNya yang besar.
Motivasi: Tidak ada kata terlambat untuk membangun diri di dalam Tuhan.
No comments:
Post a Comment