Halaman

Monday, August 26, 2013

"MENGAPA HARUS PAKAI KEKERASAN, KETIKA ADA CARA LAIN?"


Alkisah, ada seorang pangeran yang sedang dididik oleh seorang guru yg bijak untuk menjadi pewaris tahta. Namun, si pengeran ini terkenal suka menggunakan cara-cara kekerasan, suka berkelahi dan suka mengajak orang berantem. Suatu ketika dalam penyamaran mereka, si pengeran dan si Guru ini sampai ke sebuah restoran untuk makan siang. Disitu, ada pemandangan menarik dimana ada seorang bapak dan istrinya degan seorang anak yang tidak mau makan buburnya. Si ayah mulai naik pitam dan mulai marah-marah bahkan mengancam. Namun, semakin keras si ayah mengancam, semakin keraslah si anak itu menangis. Lalu, istrinya menyuruh suaminya pergi keluar dari restoran itu. Lantas, dengan bahasa halus, dengan muka tersenyum si ibu anak itu mulai membujuknya makan. Tidak lama, setelah dibujuk, sesuap demi sesuap bubur mulai ditelan oleh anak itu. Sambil menyaksikan itu semua, si Guru meliha...t kearah pangeran muda itu dan berkata, “Ingatlah baik-baik pemandangan yang kamu saksikan tadi. Jalan kekerasan, tidak selalu menyelesaikan masalah. Malahan, seringkali membuat masalah tambah kacau!”. Si pangeran itu belajar dari pengalaman tersebut dan kelak ketika ia jadi raja, ia menjadi salah satu raja yang sangat bagus dalam bernegosiasi, yang tidak selalu menggunakan jalan kekerasan!

1233359_10151869209260856_1169851417_n
Banyak orang menggunakan kekerasan, karena memang itulah satu-satunya bahasa yang ia mengerti. Padahal, seperti kata pepatah, ‘Banyak jalan menuju Roma’, begitu pula banyak jalan untuk menyelesaikan masalah kita. Bisa dengan cara kekerasan, bisa juga dengan cara halus. Tetapi, marilah kita selalu berprinsip, kalau bisa mencapai tujuan kita tanpa harus menggunakan jalan kekerasan, kenapa harus sering menggunakan cara-cara yang akhirnya membuat kita menyesal. Ingatlah, “Jangan sampai ekspresi marah kita selama 3 detik membuat kita menyesal 30 tahun!”

No comments:

Post a Comment