Halaman

Tuesday, September 11, 2012

Duet Nonik Kelola Prostitusi Apartemen

Transaksi via BB, Pemesan Dapat Kartu Akses Lift

SURABAYA - Polisi terus mengembangkan pengusutan terhadap bisnis prostitusi kakap berskala nasional yang dikendalikan Yunita alias Keyko, 34. Satu per satu mucikari yang selama ini menjadi partner kerja perempuan asal Surabaya itu ditangkap. Salah seorang mucikari bahkan selama ini menjalankan prostitusi via apartemen.

Tiga mucikari yang biasa berpartner dengan Keyko berhasil ditangkap anggota Vice Control (VC) Kejahatan Umum (Jatanum) Satreskrim Polrestabes Surabaya. Mereka adalah Nugroho Tjahajono Budiono alias Dion, mucikari asal Semarang, yang disebut memiliki 200-an anak buah.

Dua mucikari lainnya adalah perempuan asal Surabaya. Yakni, Lanny alias Nonik dan Gloria alias Nonik Palsu. Dua perempuan itulah yang selama ini menjalankan bisnis dari apartemen di kawasan Surabaya Timur. ''Keduanya kami tangkap di apartemen mereka di daerah Tenggilis,'' ujar Plh Kanitjatanum Iptu M.S. Ferry.

Di apartemen itu, Lanny dan Gloria tinggal di unit sendiri-sendiri di tower A. Mereka juga ditengarai menyewa sejumlah unit lain di apartemen tersebut untuk tempat kencan.

Selain sanggup menyediakan perempuan, Lanny dan Gloria sering disebut bisa menyiapkan tempat kencan di apartemen yang mereka tinggali. Modusnya, pria hidung belang yang memesan perempuan kepada keduanya langsung ditawari unit apartemen sebagai tempat kencan.

Jumlah unit itu biasanya lebih dari satu dan berada di tower yang berbeda-beda. Kencan di apartemen tentu memudahkan pria hidung belang yang memesan. Sebab, mereka tak perlu mem-booking hotel dan menunggu perempuan pesanan. Namun, perempuan yang dipesan justru sudah siap di unit-unit apartemen yang disediakan mucikari.

Tarif yang dipatok untuk kencan di apartemen juga sedikit lebih mahal jika dibanding booking perempuan di luar. Untuk mengelabui pihak keamanan maupun pengelola apartemen, mucikari biasanya meminta pemesan menunggu di sebuah lokasi sebelum datang ke apartemen.

Setelah itu, pemesan didatangi orang suruhan mucikari untuk menyerahkan access card lift apartemen. Dengan begitu, saat datang di apartemen, pemesan tinggal masuk dan menuju ke unit yang telah disiapkan perempuan penjaja cinta.

Ferry mengungkapkan, praktik prostitusi itu sebenarnya sudah lama tercium. Namun, pihaknya tidak bisa leluasa mengendus karena privatnya akses ke apartemen. ''Setelah Keyko tertangkap itulah kami akhirnya berhasil memancing tersangka lain, termasuk dua orang yang selama ini menjalankan bisnis di apartemen,'' ujar alumnus Akpol 2007 tersebut.

Kepada Jawa Pos, Lanny dan Gloria mengaku sudah sekitar dua tahun ini menjalankan bisnis tersebut. Selama ini mereka menyewa apartemen enam bulanan. Satu unit apartemen kosongan (tanpa furnitur dan alat elektronik) disewa Rp 750 ribu per bulan.

Seperti halnya Keyko, selama ini perempuan-perempuan yang disediakan keduanya berlatar belakang model. Tarifnya Rp 1,5 juta hingga Rp 10 juta. Dari nilai itu, dua mucikari tersebut biasanya mendapat bagian 30 persen. Namun, Lanny dan Gloria bukan murni mucikari. Mereka juga menjadi pekerja seks dan melayani kencan. ''Kalau ada yang mau sama saya, ya kenapa tidak?'' ujar Gloria.

Bahkan, dia menyatakan bisa menarif lebih tinggi dibanding anak buahnya. Perempuan asal Boyolali itu mengaku pernah di-booking dengan tarif USD 2.000 atau Rp 19 juta (kurs USD 1 = Rp 9.500). Namun, dia tidak bersedia menyebutkan identitas pem-booking yang mau membayar sebesar itu.

Di kalangan ''penjahat kelamin'', Gloria sering dikenal dengan nama Nonik Palsu. Nama itu muncul karena Gloria selama ini disebut memiliki pasangan. Jika dia bersama pasangannya, seluruh aktivitas bisnisnya diserahkan ke Lanny atau Nonik, termasuk BlackBerry yang menjadi sarana transaksi.

Nah, saat tidak bersama pasangannnya itulah Gloria bersama Lanny menjalankan bisnisnya. Karena sama-sama menggunakan nama Nonik, Gloria sering disebut Nonik Palsu. Selain memiliki anak buah dengan latar belakang model, Gloria dan Lanny terkenal memiliki koleksi anak buah dari kalangan lady escort atau biasa disebut purel di tempat karaoke. Keduanya mengaku punya 170 anak buah.

Jawa Pos kemarin sempat membuka BlackBerry (BB) yang menjadi sarana kerja mucikari tersebut. Di dalam gadget keluaran Research in Motion (RIM) itu, mucikari tersebut memang mengelompokkan kontak pemesan dan anak buah. Ada kontak pemesan yang diberi nama khusus.

Ada pula kontak yang dikelompokkan dengan nama New. Di dalamnya terdapat nama-nama pria. Diduga, nama-nama itu merupakan pelanggan baru mereka. Sementara itu, untuk kontak anak buah, juga dibuatkan kelompok-kelompok sendiri.

Sama halnya dengan Keyko, Gloria dan Lanny menawarkan anak buahnya cukup dengan memasang profile picture (PP) dan status di BlackBerry Messenger (BBM). Terakhir, Lanny memasang profil perempuan seksi dan diberi nama Icha.

Mungkin karena sudah lama tak ganti status, di BBM itu ada beberapa orang yang menanyakan sesuatu kepada Lanny. Salah satu pesan berbunyi, ''Kenapa Icha dipajang terus, anak kesayangan ya. Yang lain mana dong...''

Dalam menu picture di BB keduanya, terdapat banyak foto perempuan seksi yang dikelompokkan dalam nama-nama folder. Ada folder yang spesifik diberi nama Cewek Seksi Surabaya. (gun/c5/fid)

---

Modus Prostitusi di Apartemen

Mucikari menawarkan "ayam" via BBM.

Pemesan ditawari booking di luar atau disediakan unit apartemen yang telah disiapkan mucikari.

Mucikari menyewa beberapa unit apartemen secara bulanan. Selain ditinggali sendiri, apartemen itu dijadikan lokasi "eksekusi".

Jika setuju di apartemen, ada orang suruhan mucikari yang menyerahkan access card.

Di dalam unit, sudah siap perempuan sesuai dengan pesanan.

Tarif yang dipatok untuk kencan biasanya sudah termasuk harga sewa kamar apartemen.

Harga lebih mahal Rp 300-500 ribu daripada booking di hotel.

* Diolah dari berbagai sumber

Sumber: Jawa Pos tgl 12/9/12

No comments:

Post a Comment