William-Kate Belum Putuskan Tuntut Majalah Closer
KUALA LUMPUR - Kabar buruk yang diterima Pangeran William saat sarapan di Kuala Lumpur, Malaysia, kemarin seperti menerbangkannya kembali ke kenangan kelam 15 tahun silam di Prancis. Di terowongan Pont de'l Alma, Paris, pada 31 Agustus 1997, sang ibunda tercinta, Putri Diana, meninggal karena kecelakaan lalu lintas.
Kecelakaan itu juga menewaskan kekasih Diana, Dodi al-Fayed, dan sang sopir, Henri Paul. Banyak versi beredar mengenai penyebab kecelakaan itu. Tapi, William hingga sekarang yakin bahwa para paparazzi (fotografer yang memotret para figur publik secara candid atau sembunyi-sembunyi, Red) yang nekat mengejar mobil yang ditumpangi Diana-Dodi untuk mengambil foto mereka berkontribusi besar terhadap penyebab insiden maut tersebut.
Kenangan itu kembali menghambur setelah kemarin giliran sang istri terkasih, Catherine (Kate), Duchess of Cambridge, yang menjadi korban ulah paparazzi. Ya, belum lagi sarapan yang disajikan habis disantapnya, William menerima kabar bahwa majalah Prancis, Closer, menampilkan foto-foto liburan mereka di sebuah tempat tetirah di Provence, Prancis, pada edisi terbaru yang beredar bertepatan dengan kunjungan mereka ke Malaysia.
Di antara 14 foto yang tersebar di lima halaman, beberapa memperlihatkan Kate tengah topless (telanjang dada) di tepi kolam renang. Seperti dilansir BBC, foto-foto tersebut memang ditampilkan secara blur, tapi tak secara keseluruhan. Jadi, pembaca masih bisa dengan gampang mengenali Duchess of Cambridge -gelar kebangsawanan Kate setelah menikah- yang tak mengenakan apa-apa di tubuh bagian atasnya.
Kontan publikasi foto-foto yang diambil tanpa izin itu langsung memicu kemarahan Istana Buckingham. Apalagi, baru bulan lalu mereka tertampar oleh pemuatan foto adik William, Pangeran Harry, berpesta telanjang di Las Vegas, Amerika Serikat.
"(Apa yang dilakukan majalah Closer) sangat keterlaluan dan benar-benar melanggar privasi," kata juru bicara dari Clarence House, kantor Pangeran William, seperti dilansir BBC.
"Kejadian ini kembali mengingatkan kepada pelanggaran privasi berlebihan yang dilakukan pers dan paparazzi di era Putri Diana dulu. Pangeran dan putri sangat berhak mendapatkan privasi karena mereka sedang berlibur di sebuah tempat yang terpencil," lanjut sang juru bicara.
William dan Kate belum memutuskan apakah akan menuntut majalah tersebut. "Para pejabat yang mewakili pangeran dan putri saat ini sedang berkonsultasi dengan penasihat hukum apakah akan mengambil tindakan hukum," tutur sang juru bicara.
Dukungan kepada William dan Kate agar menuntut Closer juga datang dari pakar public relation ternama, Max Clifford. "Kalau mereka benar menuntut dan menang serta memperoleh kompensasi yang besar, itu akan menjadi pengingat bagi siapa saja agar tidak mengulangi kesalahan yang sama," kata Clifford kepada Daily Telegraph.
Persoalannya, meski Prancis dikenal sebagai negara yang sangat ketat dalam melindungi privasi individual, sanksi bagi pelanggar tergolong ringan. Hukuman maksimalnya cuma satu tahun penjara plus denda 45 ribu euro (sekitar Rp 630 juta).
Pengalaman selama ini, jarang sekali hakim di Prancis yang menjatuhkan hukuman maksimal tersebut. Menurut Jean-Luc Soulier, pengacara spesialis pencemaran nama baik dan pelanggaran privasi di Negeri Anggur tersebut, biasanya paling tinggi denda yang dijatuhkan 20 ribu-30 ribu euro.
Tak heran kalau Pemimpin Redaksi Closer Laurence Pieau sama sekali tak keder menghadapi berbagai kecaman atas pemuatan foto pasangan Duke dan Duchess of Cambridge tersebut. Dia juga menganggap tak ada yang salah dengan keputusan memublikasikan foto-foto tersebut. Pieau juga jelas berbahagia karena edisi terbaru Closer yang memuat foto-foto topless Kate itu laris di pasar. Seperti dilaporkan Daily Telegraph, dilepas ke pasar kemarin pagi waktu setempat, saat makan siang Closer sudah sulit didapat.
Tapi, hiruk pikuk pemuatan foto di Closer tersebut tak sampai memengaruhi mood William-Kate. Mereka tetap terlihat ceria di Kuala Lumpur kemarin -yang merupakan bagian tur sembilan hari sebagai rangkaian dari perayaan diamond jubilee alias 60 tahun bertakhtanya Ratu Inggris Elizabeth II.
Pasangan yang menikah pada 29 April 2011 itu juga sempat mengunjungi Masjid Assyakirin. Kate mengenakan kerudung putih selaras dengan baju yang dipakainya, yang langsung mengingatkan banyak orang kepada Putri Diana saat berkunjung ke sebuah masjid di Mesir pada 1992. Keduanya juga melepas sepatu sebelum memasuki masjid. (c11/ttg)
Sumber: Jawa Pos, tgl 15/9/12
No comments:
Post a Comment