Akuisisi Batal karena Beda Budaya
JAKARTA - Proses akuisisi 49 persen saham maskapai Batavia Air oleh AirAsia Berhad (AAB) dan 51 persen oleh Fersindo Nusaperkasa resmi dibatalkan. AirAsia mengatakan, berbagai perbedaan budaya dari dua maskapai telah menimbulkan perubahan pada persetujuan awal.
"Setelah melakukan studi dan proses diskusi yang panjang, menyatukan dua perusahaan dengan budaya yang berbeda ini ternyata akan memerlukan waktu dan usaha yang lebih banyak daripada yang diperkirakan sebelumnya," ujar CEO Grup AirAsia Tony Fernandes kemarin (15/10). Dia menyatakan sejak awal menyadari bahwa transaksi itu tidak bisa dikatakan mudah.
Meski batal, Fernandes menyatakan mendapat pengalaman dan pelajaran yang sangat berharga, terutama dalam hal mengembangkan usaha di Indonesia. "Kami tidak akan menyerah untuk melebarkan sayap di negara yang sangat potensial ini serta melajutkan rencana IPO AirAsia Indonesia," tegasnya.
Menurut dia, keputusan yang telah dibuat terkait dengan Batavia Air adalah berdasar evaluasi secara menyeluruh dari berbagai pihak. "Kami berpikir, waktunya mungkin kurang tepat karena dapat menimbulkan banyak risiko serta memengaruhi para pemegang saham kami. Meski begitu, kami berkomitmen masih tetap melanjutkan kerja sama dengan Batavia Air," jelasnya.
Komisaris Fersindo Muhamad Riza Chalid menambahkan, sebagai perusahaan Indonesia, salah satu tujuan akuisisi tersebut sebenarnya adalah menemukan solusi yang terbaik bagi semua pihak, termasuk konsumen. "Akan tetapi, dengan akuisisi ini, kami merasa tidak dapat memenuhi tujuan tersebut. Kami akan terus mendukung penuh pertumbuhan AirAsia di Indonesia," ungkapnya.
Sementara itu, Managing Director Batavia Air Alice Tansari mengatakan, semua pihak telah bekerja keras untuk mewujudkan transaksi tersebut meski akhirnya batal. Namun, yang paling utama untuk dua maskapai penerbangan itu adalah terus menyediakan layanan dan pilihan yang terbaik bagi para pengguna jasa transportasi udara. "Kami sudah membuat perjanjian lagi yang sifatnya kerja sama," lanjutnya.
Perjanjian baru di antara pihak-pihak terkait telah disusun ulang dan lebih memfokuskan pada kerja sama dalam penanganan operasi di darat, distribusi, dan sistem inventaris. "Kerja sama seperti pelatihan penerbangan dalam ruangan kelas, fixed-wing, serta fasilitas pelatihan simulasi untuk meningkatkan kemampuan para pilot di Indonesia akan segera kami luncurkan," terangnya.
Perjanjian kerja sama baru itu diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat pada usaha AirAsia Indonesia dan Batavia Air seperti yang diharapkan sebelumnya dari rencana akuisisi yang telah dibatalkan. "Semua pihak berkomitmen penuh untuk memastikan kolaborasi yang baru ini berjalan sesuai dengan peraturan persaingan usaha yang berlaku di Indonesia," jelasnya. (wir/c6/kim)
Sumber: Jawa Pos
No comments:
Post a Comment