STOCKHOLM-Tahun ini penghargaan Nobel Ekonomi kembali jatuh ke Amerika Serikat (AS). Kemarin (15/10) Royal Swedish Academy of Sciences mengumumkan dua cendekiawan Negeri Paman Sam, Alvin Roth dan Lloyd Shapley, sebagai peraih penghargaan tersebut. Itu terjadi berkat sukses mereka memberikan sentuhan ekonomi pada berbagai bidang kehidupan.
Dua pria yang sama-sama berprofesi sebagai dosen itu menarik perhatian dewan juri karena teori perjodohan supply-demand yang bisa diterapkan di berbagai bidang, seperti pendidikan, teknologi, dan kesehatan. ''Teori Alvin Roth dan Lloyd Shapley telah menjadi landasan penting di berbagai bidang riset sekaligus meningkatkan potensi pasar,'' terang Royal Swedish Academy of Sciences dalam pernyataannya.
Meskipun berbagi penghargaan sama, Roth dan Shapley melakukan riset sendiri-sendiri. ''Wacana Roth soal nilai praktis melengkapi teori Shapley dan membuat teori itu bisa diterapkan dengan lebih baik,'' ungkap komite nobel. Mengutamakan mekanisme supply-demand, rumusan duo pengajar AS tersebut juga bermanfaat bagi desain pasar.
Sejauh ini, teori Roth dan Shapley telah diterapkan pada bidang kesehatan. Khususnya, di bidang transplantasi organ tubuh. Menggunakan algoritma yang mereka rumuskan, rumah sakit bisa menjodohkan organ tubuh dengan pasien yang paling memerlukan. Teori yang sama juga diterapkan pada bidang pendidikan. Khususnya, pada mahasiswa yang sedang mencari perguruan tinggi.
''Saya tidak menyangka (menjadi pemenang Nobel). Jika Lloyd Shapley memenangkan penghargaan ini, saya tidak heran. Tetapi, mendapatkan penghargaan yang sama dengan beliau merupakan kebanggaan tersendiri,'' aku Roth yang tercatat sebagai dosen pada Harvard Business School di Kota Boston, Negara Bagian Massachussets. Pria 60 tahun itu menyatakan kagum pada wacana ekonomi Shapley yang berusia 29 tahun lebih tua daripada dirinya. (AFP/AP/hep/dwi)
Sumber: Jawa Pos
No comments:
Post a Comment