Di luar pendidikan formal, ada banyak keahlian yang bisa dikenalkan kepada buah hati. Jika itu diseriusi, bukan tak mungkin setumpuk prestasi akan diraih. Namun, karena umurnya masih dini, anak belum bisa mengetahui bakat dan minatnya. Orang tua berperan besar dalam membantu mengarahkan. Pengalaman empat bunda ini bisa menjadi bahan inspirasi. (lie/c6/ayi)
---
Menang, Beri Reward
Selia Widjaja, 39, mama Brahms Mulyawan, 9, SDK Gloria II kelas IV
SAAT kecil, Brahms suka main tuts piano. Usia 3,5 tahun saya masukkan les privat. Tetapi, bulan ke-3 dia mulai malas berlatih. Dibujuk dengan cara apa pun tidak mempan. Saya pun tidak memaksa. Kemudian, dia tertarik belajar cello. Saya fasilitasi. Meski capek atau ngantuk, saya temani dia latihan. Lalu, pada usia 5 tahun 8 bulan, dia tercatat rekor Muri sebagai pemain cello termuda. Les piano tetap jalan dan dia sering ikut lomba. Saya dan papanya juga sering janjikan reward jika dia menang. Bukan benda mahal, kadang makanan favoritnya saja. Syukurlah, tahun lalu dia dengan mantap mengatakan kelak ingin menjadi pianis profesional. Hal itu memotivasi dia lebih mandiri dan konsisten. (*)
Prestasi:
Meraih rekor Muri sebagai Pemain Cello Termuda dalam Christmas Concert Jawa Pos Group (2008)
Juara I Solo Piano NJXC-7 (2009)
Juara II Solo Piano Junior Advance Course (2010)
Juara II Duet Piano Junior Advance Course (2010)
Juara II Yamaha Piano Competition wilayah JaTim dan Indonesia Timur (2011)
Juara I Indopos Jakarta Open Piano Competition (2011)
Juara I Yamaha Piano Competition wilayah Jatim dan Indonesia Timur (2012)
Juara I Ananda Sukarlan Award International Piano Competition (2012)
---
Ikut Lomba, Tingkatkan Pede
Grace Matondang, 44, mama Darlene Kawilarang, 8, SD Cita Hati kelas III
Anak saya belum bisa bicara sampai usia tiga tahun. Lalu, setiap hari saya bacakan cerita. Termasuk saat menjelang tidur. Usia empat tahun, dia bukan hanya bisa berbicara, tetapi lancar membaca. Dia bisa memilih sendiri buku yang ingin dibaca. Saya belikan sampai koleksinya ratusan. Waktu TK, gurunya mengatakan bahwa gaya membaca Darlene bagus. Intonasinya enak didengar. Lalu, saya bujuk untuk ikut lomba story telling. Dulu dia masih malu tampil di depan umum. Setelah beberapa kali menang lomba, kini dia mulai mandiri dan pede (percaya diri, Red). Agar nilai di sekolah tetap baik, saya anjurkan dia melakukan hobi membaca saat perjalanan menuju sekolah dan weekend. Pulang sekolah, dia mengerjakan PR atau les agar bisa mengembangkan bakat lainnya, misalnya bermain piano. (*)
Prestasi:
Juara I story telling Kinderfiled 4th Championship (2009) di Jakarta
Juara II story telling Kinderfiled 4th Championship (2010) di Jakarta
Juara III Piano Pesta Musik Melodia Surabaya (2010)
Juara I story telling dalam Cita Hati West Campus Got Talent (2011)
Juara III Piano Pesta Musik Irama Mas Surabaya (2011)
Juara Harapan II Victory Music 3rd Competition (2012)
Juara III story telling CEC Surabaya 5th Annual English Competition (2012)
---
Bebaskan Memilih
Oktaviani Mexitalina, 38, mama Natasha Trixie, 12, SDK Petra IX, kelas VI
Anak saya pemalu, tidak berani tampil di hadapan banyak orang. Saya berusaha memaklumi, tetapi terus menggali minatnya. Saat dia masuk TK, saya coba panggilkan guru les menggambar, privat di rumah. Ternyata, perkembangan Natasha sangat bagus. Saat ada informasi lomba, saya daftarkan. Saya dampingi setiap kali dia ikut. Kalau tidak menang dan menangis, ya saya besarkan hatinya. Tetapi, kalau menang, saya ingatkan untuk tidak mudah puas. Saya tidak membiasakan ada iming-iming hadiah. Kalau memang dia tidak berminat lomba, ya tidak ada masalah. Ternyata, waktu kelas IV, dia sudah bisa menentukan kapan siap berlomba atau tidak. Sekarang dia belum tahu cita-citanya. Saya pun tidak memaksa. Kalau dia nanti tertarik bidang lain pun, saya akan mendukung. Sampai suatu saat nanti, saya percaya, dia bisa menentukan pilihannya. (*)
Prestasi:
Juara I lomba melukis Staedler Gunung Agung Surabaya (2009)
Juara I lomba melukis FITKOM Surabaya (2010)
Juara I lomba melukis PTC Surabaya (2010)
Juara II lomba menggambar P3BM (2010)
Juara I lomba melukis Es Teler 77 Supermall (2012), dll
---
Anak Kalah, Jangan Marah
Soemi Yang, 51, mama Vic Austen, 9, kelas V SD Intan Pelita Harapan
Saat berusia tiga tahun, Vic ingin belajar sempoa seperti kakak-kakaknya. Saya dampingi terus setiap kursus. Kadang, dia jenuh. Saya memotivasinya dengan memberikan reward buku karena dia suka membaca.
Kalau mau lomba, saya-lah yang harus lebih siap secara mental. Waktu dia kalah, saya harus sigap dengan mendampingi dia yang menangis atau kecewa.
Tugas saya adalah membangkitkan semangatnya kembali. Karena itu, walau kalah, dia tidak saya marahi. Sekarang dia hendak ikut lomba matematika di Tiongkok. Saya juga akan mengantar dan mendampingi. Di sekolah, nilai semua pelajarannya juga bagus. Dia dua kali "lompat kelas". (*)
Prestasi:
- Juara I level 1 World Sakamoto Mathematic Championship (WOSAMAC) wilayah Jawa Timur (2009)
- Juara III level 2 WOSAMAC wilayah Jawa Timur (2010)
- Juara II level 2 WOSAMAC tingkat nasional (2010)
- Bronze medal 8th World Mathematics Competition Singapore (2010)
- Juara I level 3 WOSAMAC wilayah Jawa Timur (2011)
- Juara I level 4 WOSAMAC wilayah Jawa Timur (2012)
Sumber: Jawa Pos
No comments:
Post a Comment