Bacaan Hari ini : Lukas 1:39-56
"Diberkatilah engkau di antara semua perempuan dan diberkatilah buah rahimmu. Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku? (Lukas 1:42-43)
Zakharia, seorang imam dan istrinya Elisabet adlah keturunan Lewi. Mereka tidak hanya baik di depan manusia tetapi Alkitab menatakan mereka hidup ‘benar dihadapan Allah’ (Luk. 1:6). Tidak seperti pemimpin agama yang sering disebutkan Yesus sebagai “orang munafik”. Mereka sudah tua dan tidak mempunyai anak. Pada masa itu, menurut budaya Yahudi tidak memiliki anak berarti tidak mendapatkan berkat Allah. Sampai akhirnya seorang malaikat Tuhan memberitahukan kepada Zakaria bahwa Elisabet akan melahirkan seorang anak yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan (ay. 15-17,76). Kandungan Elisabet sudah sekitar 6 bulan ketika malaikat menyampaikan berita bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan Mesias (ay.36). Mariapun mengunjungi saudaranya, Elisabet. Sebagai sesama perempuan saya yakin ia ingin menceritakan kepada Elisabet peristiwa besar yang ia alami. Yang menarik, ketika Maria dating elisabet menyambut salam Maria dengan “ Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ?”
Elisabet sendiri sedang mengandung seorang anak yang lama ia nantikan, dan pasti Zakaria telah menyampaikan bahwa nanti anak mereka akan menjadi seorang yang ‘besar’ karena melaluinya banyak orang akan berbalik kepada Allah. Ia bisa saja iri hati karena anak yang akan dilahirkan Maria jauh ‘lebih besar’ daripada anaknya. Apalagi ia adalah istri seorang imam yang disegani, serta lebih senior pula. Tetapi Elisabet bersukacita bersama dengan Maria karena apa yang Tuhan lakukan kepada Maria.
Apakah saudara pernah iri hati kepada seorang yang dipakai Allah dengan cara yang khusus? Bersukacita bersamanya merupakan salah satu cara agar tidak mudah iri hati.
Motivasi: Allah memilih dan memakai setiap orang sesuai dengan tujuanNya. Jadi tidak perlu iri hati, atau ingin menjadi seperti orang lain. Tiap orang memiliki porsinya masing-masing.
Zakharia, seorang imam dan istrinya Elisabet adlah keturunan Lewi. Mereka tidak hanya baik di depan manusia tetapi Alkitab menatakan mereka hidup ‘benar dihadapan Allah’ (Luk. 1:6). Tidak seperti pemimpin agama yang sering disebutkan Yesus sebagai “orang munafik”. Mereka sudah tua dan tidak mempunyai anak. Pada masa itu, menurut budaya Yahudi tidak memiliki anak berarti tidak mendapatkan berkat Allah. Sampai akhirnya seorang malaikat Tuhan memberitahukan kepada Zakaria bahwa Elisabet akan melahirkan seorang anak yang akan mempersiapkan jalan bagi Tuhan (ay. 15-17,76). Kandungan Elisabet sudah sekitar 6 bulan ketika malaikat menyampaikan berita bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan Mesias (ay.36). Mariapun mengunjungi saudaranya, Elisabet. Sebagai sesama perempuan saya yakin ia ingin menceritakan kepada Elisabet peristiwa besar yang ia alami. Yang menarik, ketika Maria dating elisabet menyambut salam Maria dengan “ Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku ?”
Elisabet sendiri sedang mengandung seorang anak yang lama ia nantikan, dan pasti Zakaria telah menyampaikan bahwa nanti anak mereka akan menjadi seorang yang ‘besar’ karena melaluinya banyak orang akan berbalik kepada Allah. Ia bisa saja iri hati karena anak yang akan dilahirkan Maria jauh ‘lebih besar’ daripada anaknya. Apalagi ia adalah istri seorang imam yang disegani, serta lebih senior pula. Tetapi Elisabet bersukacita bersama dengan Maria karena apa yang Tuhan lakukan kepada Maria.
Apakah saudara pernah iri hati kepada seorang yang dipakai Allah dengan cara yang khusus? Bersukacita bersamanya merupakan salah satu cara agar tidak mudah iri hati.
Motivasi: Allah memilih dan memakai setiap orang sesuai dengan tujuanNya. Jadi tidak perlu iri hati, atau ingin menjadi seperti orang lain. Tiap orang memiliki porsinya masing-masing.
Sumber: todaymanna.com
No comments:
Post a Comment