Halaman

Monday, December 3, 2012

Kasih Adalah Dasar

  Bacaan hari ini: Wahyu 2Meninggalkan kasih yang semula adalah dosa yang serius dan kejatuhan yang sangat dalam. Aktifitas dan pelayanan gereja yang luar biasa banyak tidak dapat menggantikan pentingnya saling mengasihi. Kota Efesus merupakan kota terbesar dan terutama di antara semua kota Romawi di Asia. Gereja di Efesus juga tergolong gereja yang maju dalam pelayanan. Jemaat tekun dan bekerja keras untuk pekerjaan Tuhan di Efesus, kota Metropolitan Asia itu. Doktrin yang kokoh dan ajaran yang sehat disampaikan dengan baik kepada jemaat, sehingga mereka bisa menguji ajaran dari orang yang mengakui diri sebagai rasul serta pengajar sesat lainnya. Bagi konteks zaman ini, gereja Efesus adalah gereja yang sangat ideal karena selain  banyak kegiatan, gereja ini juga memiliki sumber daya manusia yang cukup. Tidak hanya itu, jemaat Efesus tangguh dan sabar menghadapi penganiayaan karena Kristus.

Sekalipun demikian, perkataan Tuhan Yesus kepadda mereka mengejutkan, yaitu bahwa mereka telah jatuh begitu dalam. Apakah jemaat tersebut amoral atau asusila? Tidak. Apakah mereka menghujat Tuhan? Tidak. Masalah mereka adalah bahwa mereka telah meninggalkan kasih yang semula, yakni kasih kepada Allah dan saling mengasihi di antara mereka (2:4; bandingkan dengan Efesus 1:15; Kolose 1:4; 2 Tesalonika 1:3). Alkitab dengan tegas mengatakan bahwa hokum yang terutama adalah kasih (kepada Allah dan sesame; Matius 22:37-40). Mengasihi Allah dan mengasihi sesama merupakan inti dari seluruh hukum taurat dan kitab para nabi. Jika penerapan firman Allah tidak digerakkan oleh kasih, berarti bahwa kita hanya sekedar bertingkah laku agamawi, bukan melakukan firman Allah karena pelayanan tanpa kasih itu seperti tong kosong yang berbunyi nyaring.

“Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan dan kasih, dan yang paling besar diantaranya ialah kasih.” 1 Korintus 13:13

No comments:

Post a Comment