Halaman

Monday, October 22, 2012

Jelang Debat, Selisih Popularitas Kian Tipis

Kebijakan Luar Negeri AS Menjadi Tema Utama Obama-Romney

BOCA RATON - Untuk kali ketiga, kandidat dari Partai Demokrat yang juga incumbent (presiden saat ini) Barack Obama, 51, kembali berhadapan dengan pesaingnya dari Partai Republik, Mitt Romney, 65, dalam acara debat calon presiden Amerika Serikat (capres AS) Senin malam (22/10) waktu setempat atau pagi ini WIB (23/10). Jelang debat putaran terakhir itu, persaingan dua kandidat kian ketat.

Hasil survei NBC/Wall Street Journal mengungkapkan bahwa Obama dan Romney mendapat dukungan masing-masing 47 persen dari kelompoknya. Untuk sementara ini, Obama masih unggul soal popularitas. Kendati demikian, selisih angka popularitas dua tokoh beda partai itu semakin tipis. Jika bulan lalu sempat memimpin 15 poin, kali ini Obama hanya unggul empat poin atas penantangnya.

''(Pertemuan) ini akan menjadi perdebatan yang seru,'' kata Dan Gelber, mantan senator asal Miami Beach yang kini tergabung dalam tim sukses Obama. Kali ini, kebijakan luar negeri AS akan mendominasi acara debat terbuka yang disiarkan secara langsung dari Lynn University di Kota Boca Raton, Palm Beach County, Negara Bagian Florida, tersebut.

Gelber yakin timnya akan kembali meraih kemenangan. ''Ada begitu banyak komunitas yang peduli pada kebijakan luar negeri pemerintah di sini,'' tutur Gelber.

Di kawasan selatan Florida, terkumpul sedikitnya tiga komunitas. Yakni, komunitas Yahudi, Kuba, dan Haiti atau Hispanik. Selama ini komunitas-komunitas itulah yang selalu mengritisi kebijakan luar negeri AS.

Dibanding yang pertama dan kedua, debat kali ini akan menyita lebih banyak perhatian publik. Obama maupun Romney jelas tak ingin kehilangan momentum. Keduanya akan berusaha keras untuk menarik simpati publik. Aplagi, dalam debat ini, pihak penyelenggara sengaja melibatkan kelompok masyarakat yang belum menetapkan pilihannya (swing voters) untuk bertanya pada kedua capres.

Selain beradu pendapat dan saling memaparkan strategi terbaiknya dari balik podium, Obama dan Romney akan berhadapan dengan kelompok penanya. Para penanya yang rata-rata pemilih yang belum punya pilihan pasti itu berhak mengajukan sebanyak mungkin pertanyaan kepada kedua capres. Dalam sesi tanya jawab itulah, Obama dan Romney punya kesempatan untuk menambah jumlah pendukung.

Keamanan kantor perwakilan AS di Libya, krisis Syria, program nuklir Iran, dan Perang Afghanistan diperkirakan mendominasi debat selama 90 menit itu. Romney punya peluang untuk memperbaiki penampilan buruknya dalam debat kedua ketika dia menyerang kebijakan keamanan Obama di Libya. ''Publik harus sadar bahwa kebijakan luar negeri pemerintah mulai berguguran,'' terang tim Romney.

Obama sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi serangan Romney. Selain sukses mengakhiri Perang Iraq, bapak dua putri itu juga akan mengangkat kasus Osama bin Laden. Di bawah pemerintahannya, pasukan khusus AS berhasil melumpuhkan dan mnewaskan Osama, pendiri dan pemimpin jaringan Al Qaeda, dalam operasi di Abbotabad, Pakistan. (AFP/AP/hep/dwi)

Sumber: Jawa Pos

No comments:

Post a Comment