Halaman

Saturday, October 20, 2012

Minta Bahasa Inggris dan Matematika Tak Dihapus

Usulan Mendag kepada Mendikbud

JAKARTA - Secara tugas pokok dan fungsi, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan memang tidak mengurusi pendidikan. Terlebih soal rencana pemerintah merevisi kurikulum. Namun, secara khusus mantan kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal itu meminta agar matematika dan bahasa Inggris tidak dihapus di jenjang SD.

Permintaan Gita tersebut disampaikan langsung di depan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh pada kongres alumni Teknik Elektro ITS di Jakarta kemarin (20/10). Dasarnya, dua mata pelajaran tersebut penting untuk mendukung pencetakan generasi Indonesia yang siap bersaing dengan bangsa-bangsa lain.

"Mumpung belum diputuskan, saya berharap dua mata pelajaran tadi dipertahankan. Terutama matematika," katanya.

Menurut Gita, pembangunan Indonesia 20 tahun sampai 30 tahun nanti tidak bisa dibebankan kepada generasi tua. Sebaliknya, tugas itu menjadi tanggung jawab generasi muda yang saat ini masih duduk di bangku sekolah.

Selain meminta Kemendikbud mempertimbangkan untuk tidak menghapus dua mata pelajaran itu, Gita menyindir soal sedikitnya lulusan doktor di Indonesia. Dia mengatakan, saat ini jumlah doktor di Indonesia hanya sekitar 30 ribu.

"Bandingkan dengan Tiongkok dan India yang jumlah doktornya mencapai 300 ribu," katanya.

Dengan kondisi tersebut, dia berharap jumlah doktor di Indonesia pada rentang waktu sepuluh tahun ke depan bisa merangkak naik menjadi minimal 200 ribu. Dia berharap besarnya anggaran pendidikan yang dikucurkan negara turut mendorong terealisasinya harapan tersebut.

Setelah mendapat masukan tentang revisi kurikulum tadi, Mendikbud M. Nuh menjadi cukup berhati-hati menjelaskan perkembangan program ini. ''Sampai sekarang masih dalam pembahasan internal di kementerian,'' katanya.

Nuh mengatakan, setelah dibahas di internal Kemendikbud, hasilnya dikonsultasikan ke Wapres Boediono. Berikutnya dikonsultasikan lagi ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Setelah itu, baru hasilnya diuji publik sekitar akhir tahun ini. Diharapkan program ini bisa dijalankan secara menyeluruh atau bertahap pada tahun ajaran 2013-2014 pertengahan tahun depan. (wan/c2/ttg)

Sumber: Jawa Pos

No comments:

Post a Comment