Halaman

Tuesday, October 23, 2012

Poso Sengaja Dijadikan Tidak Aman

Polisi: Pelaku Teror dari Luar Daerah

JAKARTA - Mabes Polri menyimpulkan bahwa pelaku pembunuhan dan pengeboman di Poso, Sulawesi Tengah, berasal dari luar daerah. Analisis itu dibuat berdasar informasi penyelidikan sementara yang diperoleh tim di lapangan.

"Mereka ini dari luar daerah. Sengaja datang ke Poso untuk menjadikannya daerah yang tidak aman," ujar Kepala Biro Penerangan Mabes Polri Brigjen Boy Rafli Amar di kantornya kemarin (23/10).

Menurut mantan anggota Satgas Bom Polri tersebut, kelompok tertentu dari luar Poso ingin mengembalikan konflik di kawasan itu seperti beberapa tahun lalu. Mereka menganggap daerah tersebut sebagai wilayah strategis untuk membangun basis.

"Istilah mereka qoidah aminah, daerah basis, semacam markas besarnya," kata Boy. Karena itu, menurut dia, banyak orang dari luar pulau yang sengaja dikirim ke sana.

Siapa yang mengirim? Boy enggan menjawab. "Itu masih teknis penyidikan. Sedang berjalan," ucap mantan Kapolres Pasuruan, Jawa Timur, tersebut.

Yang jelas, beberapa tersangka kasus terorisme jaringan Solo mengaku pernah berlatih di Poso. Di antaranya adalah Badri Hartono yang ditangkap di Laweyan, Solo, beberapa waktu lalu.

Yang terbaru adalah penangkapan Imron yang juga asal Solo. Imron dibekuk di Poso dan sekarang statusnya menjadi tersangka kurir jaringan tersebut. "Kami masih dalami dan minta keterangan para tersangka yang sudah tertangkap," jelasnya.

Boy berharap semua pihak di luar Poso menahan diri untuk tidak menimbulkan kepanikan. "Kami sedang bekerja, bahu-membahu antara Polri dan TNI," tutur jenderal bintang satu itu.

Sementara itu, teror bom lagi-lagi masih terjadi di Poso. Kemari, sebuah benda yang diduga bom kembali ditemukan di pintu gerbang masuk Dusun Tonipa, Desa Landangan, Kecamatan Poso Pesisir, Kabupaten Poso.

Informasi yang diterima Radar Sulteng (Jawa Pos Group), benda yang diduga bom itu pertama kali ditemukan oleh sekelompok anak SD yang hendak berangkat ke sekolah sekitar pukul 06.25 wita. Diantara sekelompok anak SD tersebut ada diantaranya yang hendak mengambil benda mencurigakan tersebut. Namun, dlarang oleh teman-temannya.

Mereka lantas melapor ke anggota TNI Kodim 1307 yang bertugas sebagai Babinsa. Petugas itu turun ke lokasi penemuan dan menghubungi Polres Poso. Tak lama berselang, tim Gegana Polda Sulteng dan Polres Poso tiba dilokasi.

"Itu teror. Tapi bukan bom," jelas Kapolres Poso AKBP Eko Santoso. Barang yang diduga bom tersebut ternyata bungkusan berisi pasir.

Kapolres memastikan situasi kemanan Poso sekarang kondusif. Meski demikian, Poso masih dalam status siaga satu. "Sejak hilangnya dua polisi lalu, status Poso sudah siaga satu," jelasnya. Kapolres berharap masyarakat Poso tetap tenang, waspada, dan tidak mudah terprovokasi. (rdl/bud/jpnn/c9/ca)

Sumber: Jawa Pos

No comments:

Post a Comment