Halaman

Saturday, October 27, 2012

Target Tutup Dua Lokalisasi

Tahun Ini Dupak Bangunsari dan Tambakasri

SURABAYA - Pemkot Surabaya resmi menutup tiga wisma di kawasan Lokalisasi Dupak Bangunsari kemarin (27/10). Tidak hanya menutup wisma yang berada di Jalan Dupak Bangunsari Gang IV itu, mereka juga memulangkan delapan pekerja seks komersial (PSK) di lokalisasi tersebut.

Para PSK itu mendapat uang pembinaan Rp 3 juta. Uang tersebut digunakan untuk bekal atau modal usaha setelah mentas dari PSK. Para PSK juga diajak berkomitmen kuat untuk tidak menjadi PSK lagi, baik di lokalisasi Surabaya maupun luar Surabaya.

Pernyataan atau komitmen tersebut dibacakan seorang PSK dan diikuti para PSK lain. Mereka pun menandatangani komitmen itu dengan disaksikan perangkat wilayah serta tokoh agama di lingkungan setempat. "Saya sudah niat, saya mau insaf,'' ujar Narni (bukan nama sebenarnya), seorang PSK yang bersedia pulang, kemarin.

Narni bekerja sebagai PSK di kawasan Dupak selama setahun. Sebelumnya, dia bekerja selama tiga bulan di Lokalisasi Dolly. Dengan bantuan modal yang diterima, dia berencana membuka usaha kecil-kecilan di kampung halamannya, Probolinggo. "Dulu saya ke lokalisasi atas ajakan teman. Tahu kalau diajak jadi PSK, tetap saya terima karena terpaksa,'' ujarnya.

Sampai saat ini, keluarga Narni di Probolinggo tidak pernah tahu bahwa dirinya bekerja di lokalisasi. Kepada keluarga, Narni mengaku bekerja di sebuah pabrik di Surabaya. Namun, ibu dua anak itu kini sudah berniat untuk tidak lagi bekerja sebagai PSK.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengatakan, Lokalisasi Dupak Bangunsari dan Tambakasri memang ditargetkan tutup tahun ini. Berikutnya, penutupan secara bertahap dilakukan di Lokalisasi Dolly dan Jarak. Saat ini jumlah PSK di Lokalisasi Dupak Bangunsari juga terus menurun, yakni tinggal 164 PSK dari sebelumnya 213 PSK. "Saya harapkan habis tahun ini," katanya.

Kerja keras untuk menuntaskan permasalahan itu terus dilakukan. Setiap bulan diharapkan ada pengurangan jumlah PSK. Beragam bentuk pelatihan juga diberikan untuk membekali PSK yang akan alih profesi.

Ketua RW 4 Kelurahan Dupak, Kecamatan Krembangan, Kusrianto mengungkapkan, ada 59 wisma di RW 4. Saat ini tersisa 56 wisma lantaran tiga wisma sudah ditutup. Menurut dia, tidak mudah mengajak PSK berhenti. Sebab, ada mucikari yang menghalangi keinginan PSK untuk berhenti. "Semua berkaitan dengan setoran yang merupakan sumber penghidupan mucikari,'' jelasnya.

Meski demikian, upaya terus dilakukan. Tak terkecuali dengan memberikan pembinaan kerohanian kepada PSK dan mucikari. Dia berharap, jumlah PSK di Lokalisasi Dupak Bangunsari semakin berkurang, bahkan habis. "Ini membutuhkan sinergi dengan banyak pihak," tegasnya. (puj/c7/fat)

Sumber: Jawa Pos

No comments:

Post a Comment